ASSURE
ACTIVE LEARNING SMP N 9 YOGYAKARTA
A. DEFINI MODEL ASSURE
Di zaman yang modern ini seorang guru
harus tahu bagaimana cara mengajar para muridnya sehingga muridnya bisa mengerti
dan dapat mengaplikasikan materi yang diberikan oleh seorang guru. Hal ini
merupakan suatu keharusan yang harus dilakukan seorang guru, agar para peserta
didiknya dapat mencapai tujuan belajarnya. oleh karena itu seorang guru harus
mempunyai cara atau strategi dalam mengajar agar materi yang ia sampaikan dapat
maksimal diterima oleh peserta didik.
ASSURE adalah model perencanaan
pembelajaran yang dapat membantu guru untuk mempersiapkan, mengidentifikasi
kebutuhan murid, menentukan tujuan, memilih metode dan materi, serta cara
mengevaluasinya. ASSURE merupakan cara guru menyiapkan materi atau membuat
media untuk kemudahan murid menerima materi yang diberikan oleh guru.
B. TAHAPAN MODEL ASSURE
Tahapan tersebut menurut Smaldino merupakan penjabaran dari ASSURE
Model, adalah sebagai berikut:
1.
ANALYSIS LEARNER
Tujuan utama dalam menganalisa termasuk pendidik dapat menemui
kebutuhan belajar siswa sehingga mereka mampu mendapatkan tingkatan pengetahuan
dalam pembelajaran secara maksimal. Analisis pembelajar meliputi tiga faktor kunci dari diri
pembelajar yang meliputi: General Characteristics, Specific
Entry Competencies, dan Learning Style. Dari observasi kelompok kami, Siswa
SMP N 9 Jogja lebih antusias jika guru dalam mengajar menggunakan IT. Siswa
lebih fokus saat dalam proses pembelajaran berlangsung & siswa tidak merasa
bosan ketika guru menggunakan media. Siswa di SMP 9 Jogja kebanyakan belajar menggunakan gaya
pembelajaran
Visual atau
Audiovisual.
2.
STATE OBJECTIVE
Tahap selanjutnya dalam ASSURE model adalah merumuskan tujuan belajar. Dengan
demikian diharapkan peserta didik dapat memperoleh suatu kemampuan dan
kompetensi tertentu dari pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan dan standar
pembelajaran perlu memperhatikan dasar dari strategi, media dan pemilihan media
yang tepat.. berdasarkan observasi kelompok kami dapat kami
simpulkan; di SMP 9 proses pembelajaran cenderung menggunakan
textbook, dan media pembelajaran IT sudah ada tetapi sangat minim yang
menggunakan, karena gurunya tidak memiliki kompetensi dalam menggunakan IT
khususnya guru yang sudah sepuh. Kurikulum yang digunakan di SMP tersebut masih
menggunakan kurikulum dari pemerintah.
3.
SELECT MEDIA AND MATERIALS
Pemilihan strategi pembelajarn disesuaikan dengan standar dan
tujuan pembelajaran. Selain itu juga memperhatikan gaya belajar dan motivasi
siswa yang nantinya dapat mendukung pembelajaran. Dalam hal ini kelompok kami mendesain media pembelajaran dari
textbook ke macromedia flas 8. karena
siswa lebih tertarik belajar menggunakan media seperti video, ataupun gambar. Di
SMP 9 itu sendiri sudah pernah menggunakan media pembelajaran berbasis
macromedia flash 8 tetapi tidak dikembangkan lagi karena faktor internal dari
guru sendiri. Contohnya guru malas mengikuti saat pelatihan macromedia.
4.
UTILIZE MEDIA AND MATERIAL
Dalam menggunakan media pembelajaran sebaiknya kita
mengecek bahan, menyiapkan bahan, member materi kepada guru dikelas agar di lihat
apakah media tersebut membantu siswa atau malah sebaliknya.
5.
REQUIRE LEARNER PARCIPATION
Dalam sebuah proses belajar mengajar dikelas
diharapkan siswa berpartisipasi dalam saat pembelajar berlangsung. sehingga
kita diharapkan bisa menyampaikan materi yang dapat merangsang siswa untuk
berbicara atau berpartisipasi didalam kelas tidak hanya pasif di dalam kelas.
6.
EVALUATE AND REVISE
Evaluasi adalah salah satu hal yang sangat penting di dalam proses
belajar mengajar karena tanpa adanya evaluasi bagaimana kita bias tahu
kekurangan materi/media yang kita ajarkan kepada peserta didik, dan setelah di
evaluasi kita merevisi kekurangan materi/media yang kita buat.
No comments:
Post a Comment